Tuesday, September 13, 2016

Tutorial Cara Membuat Aplikasi Android Sendiri  – Seperti yang kita ketahui jika smartphone Android sudah dilengkapi dengan begitu banyak berbagai aplikasi didalamnya, dengan memanfaatkan toko aplikasi resmi dari Android (Play Store) kita dapat langsung dengan mudah untuk mendownload aplikasi tersebut. Aplikasi yang ada pada Android juga memiliki dua versi yakni ada yang free (gratis) ada juga yang prabayar.
Perlu anda ketahui juga, ternyata  kita dapat membuat sendiri aplikasi di HP Android. Bahkan banyak sekali cara untuk membuat kita menjadi seorang mobile development, akan tetapi pada kesempatan kali ini kami akan berbagi tips kepada anda terkait dengan pembuatan aplikasi Android tersebut. Anda dapat memanfaatkan Android Studio untuk membuat aplikasi Android sendiri, ikuti langkah-langkahnya dibawah ini.
catatan : Anda harus paham terlebih dahulu masalah dasar pemograman (minimal program java)

1. Instalasi
  • Langkah awal pastikan anda download / unduh software Android Studio, adapun fungsi dari software yang satu ini yakni untuk dapat memudahkan pengguna dalam membuat aplikasi Android sendiri dengan menggunakan komputer / laptop.
2. Membuat project baru
  • Setelah anda download software Android Studio, maka buka aplikasi tersebut –>> pilih menu “Quick Start” –>> pilih “Start a new Android Studio project”.
  • Maka akan keluar tab form –>> isi dengan nama aplikasi yang akan dibuat “Application name” –>> isi juga nama (domain) perusahaan anda “Company Domain” –>> lalu Anda dapat mengisi / atau mengosongkan “lokasi project” –>> kemudian pilih / klik “Next”
  • Setelah itu, Centang “Phone and Tablet” –>> pilih Minimum SDK (sesuaikan dengan HP Android anda) hal ini bertujuan supaya aplikasi tersebut sudah bisa kita cobapada smartphone Android yang digunakan –>> selanjutnya Klik / pilih “Next”
  • Lalu kita Klik / pilih “Blank Activity”, catatan : biarkan form secara default
  • Yang terakhir Klik / pilih “Finish” untuk menyelesaikan pembuatan project
3. Melakukan editing “Welcome Message”
  • Langkah awal anda harus masuk bagian activity_main.xml (anda juga harus pastikan jika Design tab dibuka dengan tampilan activity_main.xml)
  • Kemudian pilih serta drag kalimat “Hello, world!” pada bagian tengah layar
  • Selanjutnya di menu “project file system”–>> pilih values folder
  • Setelah itu, klik dua kali “strings.xml”
  • Cari kata “Hello, world!” pada file tersebut –>> anda juga dapat menambahkan / mengganti kata apa saja pada kata “world” , misal (“Halo, selamat datang di aplikasi Kami”)
  • Lalu kita Kembali ke tab activity_main.xml.
  • Cek lagi kata yang kita buat berada di bagian tengah layar
4. Menambah tombol
  • Langkah pertama kita buka Design tab yang terletak di –>> activity_main.xml.
  • Selanjutnya pada menu Paletter –>> pilih / klik opsi “Button”
  • Kemudian Klik serta drag tombol tersebut di bawah tulisan kita buat pada bagian tengah layar
  • Namun pastikan terlebih dahulu jika tombol tersebut masih terseleksi –>> pilih / klik menu Properties –>> pilih / klik “text”
  • Gantik kata “New Button” dengan kata yang menurut anda cocok, contohnya “Lanjutkan”, “Mulai bermain”, dan sebgainya
5. Membuat second activity
  • Langkah awal anda Klik kanan di menu “App”
  • Selanjutnya Klik New –> pilih Activity –> pilih Blank Activity
  • Kemudian kita Ganti activity dengan nama sesuka kita, misal “SecondActivity”.
  • Setelah itu, pilih / klik “Finish”.
  • Lalu anda juga harus pastikan jika anda tercantum di Design tab ( activity_second.xml)
  • Selanjutnya kita Klik serta drag text box (ditengah layar)
  • Cari “id text box” pada file
  • Kita buka strings.xml
  • Anda juga harus membuat line baru, misal (Misal, “Selamat datang di halaman kedua”) dibawah kata yang telah dibuat
  • Kemudian kita kembali ke acitivity_second.xml –>> klik / pilih text box
  • Dibagian panel Properties –>>pilih / klik “text”–>>arahkan  ke “@string/second_page”.
6. Percobaan
  • Unutuk memulai percobaan aplikasi maka anda pilih / klik tombol ikon play
  • Kemudian Pilih device –>> ceklis “launch emulator”
  • Selanjutnya anda Klik / pilih  “OK”
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, mohon maaf jika dalam penyampaian ada kesalahan ataupun kurang lengkap. Terima kasih dan semoga bermanfaat.






Thursday, May 12, 2016



ID TINTA PRINTER EPSON L 

BK HITAM : U2A-VPM-HKM-WQZ3

C BLUE   : 78K-7VB-L99-BD2B

Y KUNING : BGA-JMA-9A2-9LMM

M MAGENTA: EGL-7B3-QEC-8UNQ

Friday, April 22, 2016


Setiap pemikir mempunyai definisi berbeda tentang makna filsafat karena pengertiannya yang begitu luas dan abstrak. Tetapi secara sederhana filsafat dapat dimaknai bersama sebagai suatu sistim nilai-nilai (systems of values) yang luhur yang dapat menjadi pegangan atau anutan setiap individu, atau keluarga, atau kelompok komunitas dan/atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara tertentu. Pendidikan sebagai upaya terorganisasi, terencana, sistimatis, untuk mentransmisikan kebudayaan dalam arti luas (ilmu pengetahuan, sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari suatu generasi ke generasi lain. Adapun visi, misi dan tujuannya yang ingin dicapai semuanya berlandaskan suatu filsafat tertentu. Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation state) yang merdeka, pendidikan kita niscaya dilandasi oleh filsafat hidup yang kita sepakati dan anut bersama.

Dalam sejarah panjang kita sejak pembentukan kita sebagai bangsa (nation formation) sampai kepada terbentuknya negara bangsa (state formation dan nation state) yang merdeka, pada setiap kurun zaman, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk pendidikan karena menyangkut sistem nilai-nilai (systems of values) yang memberi warna dan menjadi "semangat zaman" (zeitgeist) yang dianut oleh setiap individu, keluarga, anggota­-anggota komunitas atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara nasional. Landasan filsafat ini hanya dapat dirunut melalui kajian sejarah, khususnya Sejarah Pendidikan Indonesia.

Sebagai komparasi, di negara-negara Eropa (dan Amerika) pada abad ke-19 dan ke-20 perhatian kepada Sejarah Pendidikan telah muncul dari dan digunakan untuk maksud-maksud lebih lanjut yang bermacam-macam, a.l. untuk membangkitkan kesadaran berbangsa, kesadaran akan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesional guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga­-lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu. (Silver, 1985: 2266).

Substansi dan tekanan dalam Sejarah Pendidikan itu bermacam-macam tergantung kepada maksud dari kajian itu: mulai dari tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistim pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial. Sehubungan dengan MI semua Sejarah Pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial. (Silver, 1985: Talbot, 1972: 193-210)

Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual serta (estetika) dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat atau bangsa. Oleh sebab itu sejarah dari pendidikan mempunyai sejarah yang sama tuanya dengan masyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informal dalam keluarga batih, sampai kepada pendidikan formal dan non-formal dalam masyarakat agraris maupun industri.

Selama ini Sejarah Pendidikan masih menggunakan pendekatan lama atau "tradisional" yang umumnya diakronis yang kajiannya berpusat pada sejarah dari ide­-ide dan pemikir-pemikir besar dalam pendidikan, atau sejarah dan sistem pendidikan dan lembaga-lembaga, atau sejarah perundang-undangan dan kebijakan umum dalam bidang pendidikan. (Silver, 1985: 2266) Pendekatan yang umumnya diakronis ini dianggap statis, sempit serta terlalu melihat ke dalam. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan dalam pendidikan beserta segala macam masalah yang timbul atau ditimbulkannya, penanganan serta pendekatan baru dalam Sejarah Pendidikan dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak oleh para sejarawan pendidikan kemudian. (Talbot, 1972: 206-207)

Para sejarawan, khususnya sejarawan pendidikan melihat hubungan timbal balik antara pendidikan dan masyarakat; antara penyelenggara pendidikan dengan pemerintah sebagai representasi bangsa dan negara yang merumuskan kebijakan (policy) umum bagi pendidikan nasional. Produk dari pendidikan menimbulkan mobilitas sosial (vertikal maupun horizontal); masalah-masalah yang timbul dalam pendidikan yang dampak-dampaknya (positif ataupun negatif) dirasakan terutama oleh masyarakat pemakai, misalnya, timbulnya golongan menengah yang menganggur karena jenis pendidikan tidak sesuai dengan pasar kerja; atau kesenjangan dalam pemerataan dan mutu pendidikan; pendidikan lanjutan yang hanya dapat dinikmati oleh anak-anak orang kaya dengan pendidikan terminal dari anak-­anak yang orang tuanya tidak mampu; komersialisasi pendidikan dalam bentuk yayasan-yayasan dan sebagainya. Semuanya menuntut peningkatan metodologis penelitian dan penulisan sejarah yang lebih baik danipada sebelumnya untuk menangani semua masalah kependidikan ini.

Sehubungan dengan di atas pendekatan Sejarah Pendidikan baru tidak cukup dengan cara-cara diakronis saja. Perlu ada pendekatan metodologis yang baru yaitu a.l, interdisiplin. Dalam pendekatan interdisiplin dilakukan kombinasi pendekatan diakronis sejarah dengan sinkronis ilmu-ihmu sosial. Sekarang ini ilmu-ilmu sosial tertentu seperti antropologi, sosiologi, dan politik telah memasuki "perbatasan" (sejarah) pendidikan dengan "ilmu-ilmu terapan" yang disebut antropologi pendidikan, sosiologi pendidikan, dan politik pendidikan. Dalam pendekatan ini dimanfaatkan secara optimal dan maksimal hubungan dialogis "simbiose mutualistis" antara sejarah dengan ilmu-ilmu sosial.

Sejarah Pendidikan Indonesia dalam arti nasional termasuk relatif baru. Pada zaman pemerintahan kolonial telah juga menjadi perhatian yang diajarkan secara diakronis sejak dari sistem-sistem pendidikan zaman Hindu, Islam, Portugis, VOC, pemerintahan Hindia-Belanda abad ke-19. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan zaman Jepang dan setelah Indonesia merdeka model diakronis ini masih terus dilanjutkan sampai sekarang.

Perkuliahan dilakukan dengan pendekatan interdisiplm (diakronik dan/atau sinkronik). Untuk Sejarah Pendidikan Indonesia mutakhir, substansinya seluruh spektrum pendidikan yang secara temporal pernah berlaku dan masih berlaku di Indonesia; hubungan antara kebijakan pendidikan dengan politik nasional pemerintah, termasuk kebijakan penyusunan dan perubahan kurikulum dengan segala aspeknya yang menyertainya; lembaga-lembaga pendidikan (pemerintah maupun swasta); pendidikan formal dan non-formal; pendidikan umum, khusus dan agama. Singkatnya segala macam makalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia dahulu dan sekarang dan melihat prosepeknya ke masa depan. Sejarah sebagai kajian reflektif dapat dimanfaatkan untuk melihat prosepek ke depan meskipun tidak punya pretensi meramal. Dalam setiap bahasan dicoba dilihat filosofi yang melatarinya.

Sumber-sumber yang digunakan: sumber pertama (primary sources) berupa dokumen-dokumen yang menyangkut kebijakan pendidikan; sumber kedua (secondary sources) benipa artikel, monograf, atau buku-buku tentang perkembangan dan makalah pendidikan. Sebagai bahan komparasi sumber-sumber mengenai Sejarah Pendidikan di negara-negara lain yang dapat diperoleh melalui internet dll.


Cara penyajian kuliah sebagian besar melalui diskusi-diskusi, terutama membahas dokumen-dokumen dari sumber-sumber pertama; membuat Chapter dan/atau Book Report; menyusun makalah individual dan/atau kelompok yang didiskusikan.

  • Kerajaan Melayu Jambi
Kerajaan Malayu adalah nama sebuah kerajaan yang pernah ada di Pulau Sumatra. Pada umumnya, kerajaan ini dibedakan atas dua periode, yaitu Kerajaan Malayu Tua pada abad ke-7 yang berpusat di Minanga Tamwa, dan Kerajaan Malayu Muda pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya.
Berdasarkan letak ibu kotanya, Kerajaan Malayu Tua atau Malayu Kuno sering pula disebut dengan nama Kerajaan Malayu Jambi, sedangkan Kerajaan Malayu Muda sering pula disebut dengan nama Kerajaan Dharmasraya.

Sumber Berita Cina

Berita tentang Kerajaan Malayu antara lain diketahui dari kronik Cina berjudul T’ang-hui-yao karya Wang P’u. Disebutkan bahwa ada sebuah kerajaan bernama Mo-lo-yeu yang mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645. Pengiriman duta ini hanya berjalan sekali dan sesudah itu tidak terdengar lagi kabarnya.
Pendeta I Tsing dalam perjalanannya pada tahun 671–685 menuju India juga sempat singgah di pelabuhan Mo-lo-yeu. Saat ia berangkat, Mo-lo-yeu masih berupa negeri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo-lo-yeu telah menjadi jajahan Shih-li-fo-shih (ejaan Cina untuk Sriwijaya).
Menurut catatan I Tsing, negeri-negeri di Pulau Sumatra pada umumnya menganut agama Buddha aliran Hinayana, kecuali Mo-lo-yeu. Tidak disebutkan dengan jelas agama apa yang dianut oleh Kerajaan Malayu.

Lokasi Malayu Tua

Dr. Rouffaer berpendapat bahwa ibu kota Kerajaan Malayu menjadi satu dengan pelabuhan Malayu, dan sama-sama terletak di Kota Jambi. Sedangkan menurut Ir. Moens, pelabuhan Malayu terletak di Kota Jambi, namun istananya terletak di Palembang. Sementara itu, Prof. George Coedes lebih yakin bahwa Palembang adalah ibu kota Kerajaan Sriwijaya, bukan ibu kota Malayu.
Prof. Slamet Muljana berpendapat lain. Istilah Malayu berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta bermakna “bukit”. Nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya. Oleh karena itu, ia tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi, karena daerah itu merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang terletak di Kota Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya agak tinggi.

Prasasti Tanyore menyebutkan bahwa ibu kota Kerajaan Malayu dilindungi oleh benteng-benteng, dan terletak di atas bukit. Slamet Muljana berpendapat bahwa istana Malayu terletak di Minanga Tamwa sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit. Menurutnya, Minanga Tamwa adalah nama kuno dari Muara Tebo (atau Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi).

Tuesday, April 19, 2016


Unordered List

Sample Text

Total Pageviews

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget